Takut Bertanya? Berikut Beberapa Tips Buat Kamu Untuk Berani Tampil Di Kelas

Medan-Perkuliahan online yang sudah berjalan beberapa semester ini tentu menambah permasalahan-permasalahan baru. Seiring waktu berjalan minat mahasiswa untuk aktif di kelas semakin berkurang. Mahasiswa akan berlomba-lomba untuk offmic dan juga offcam saat perkuliahan berlangsung. Hal ini didasari oleh sistem online yang membuat mahasiswa lengah dan meninggalkan kewajibannya untuk mengikuti kelas dengan baik. Fenomena ini tidak mengherankan lagi, mengingat para mahasiswa yang terkadang memilih tidur dengan laptop menyala saat perkuliahan berlangsung. Mahasiswa yang aktif pun dapat dihitung dengan jari dan orangnya pasti itu-itu saja. Bahkan para dosen pun dapat mengingat dan mengenal nama-nama mahasiswa yang aktif saja.

Banyak penyebab dari mahasiswa yang pasif di kelas. Beberapa di antaranya seperti tidak menguasai materi karena saat perkuliahan lebih memilih main hp atau bahkan tidur, takut terhadap dosen yang mengajar dan memilih untuk tidak terlihat saat perkuliahan, takut dianggap caper (cari perhatian) oleh teman sekelas, tidak PD jika disuruh onmic karena tidak percaya diri dengan kemampuannya, atau bahkan takut terhadap anggapan “hah? gitu doang kok ditanyain”.

Nah, dari beberapa penyebab di atas tentu masih banyak alasan-alasan lain yang membuat kita takut tampil di depan teman dan dosen. Untuk mengatasinya, berikut beberapa tips menyusun pertanyaan yang menarik dan baik untuk lebih aktif di kelas.

1.      Kenali tiga jenis pertanyaan berikut

·         Pertanyaan Komparatif

Sesuai namanya, pertanyaan jenis ini bersifat membandingkan satu variabel dengan variabel yang lain. Hal ini digunakan untuk lebih mengkritisi suatu permasalahan. Contoh: Jika kita membandingkan antara perkuliahan daring dan luring, mana yang cenderung berhasil untuk meningkatkan keaktifan kelas menurut anda?

·         Pertanyaan Imajinatif

Pertanyaan jenis ini menggunakan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada suatu permasalahan. Diperlukan daya imajinasi yang kuat untuk dapat menjawab pertanyaan jenis ini. Contoh: Dari yang sudah saudara jelaskan, apa yang akan terjadi apabila perkuliahan semester depan masih dilakukan secara online? Bukankah masalah kestabilan internet perlu menjadi bahan pertimbangan?

·         Pertanyaan Solutif

Untuk pertanyaan jenis ini hanya memerlukan solusi sebagai jawabannya. Contoh: Jika menghadapi suatu permasalahan x, apa solusi yang bisa anda paparkan terkait permasalahan tersebut?

2.      Learning by doing

Dalam hal ini kemampuan yang harus dimiliki mahasiswa adalah sifat PD atau percaya diri. Cobalah untuk sekali saja bertanya, kemudian lihat reaksi dari teman-teman anda. Tidak mungkin mereka berani mencela pertanyaan anda dan menertawakannya. Takut salah? Atau takut dibilang caper? Hal ini dapat diatasi jika kamu berhasil mengajukan pertanyaan kepada dosen ataupun kepada teman yang lain. Setelah kamu berhasil untuk yang pertama kali, maka untuk seterusnya akan kecanduan dan tidak menganggapnya menjadi beban. Sesuai namanya learning by doing, maka sambil mencoba sambil belajar. Dalam hal ini, para mahasiswa harus mau dan berani keluar dari zona nyamannya. Hal kecil seperti bertanya di kelas ini dapat meningkatkan kemampuan komunikasi kita di depan umum dan melatih otak kita untuk lebih kritis. Selanjutnya, pastikan ada evaluasi ke depannya yang membuat anda semakin kreatif dan kritis dalam bertanya.

3.      Gunakan kata tanya mengapa dan bagaimana

Jika dirasa masih sulit, maka awalilah pertanyaan dengan “mengapa” dan “bagaimana”. Hal ini dianggap lebih baik dan kritis dibandingkan kalimat tanya lainnya. Pahami dengan baik materi yang sedang dibawakan dan jika perlu catat pertanyaan yang sudah anda susun. Lakukan dengan tatapan yakin dan suara yang tidak gemetar agar pertanyaan yang kamu lontarkan cenderung lebih tegas dan meyakinkan.

Nah, itu tadi beberapa tips yang bisa teman-teman coba terapkan. Tetap semangat dan jangan lupa mencoba ya!

Komentar