Mengenal Strawberry Generation: Genersi Rapuh Abad Ini




Medan-Istilah Strawberry Generation muncul bersamaan dengan istilah-istilah baru lainnya yang merepresentasikan generasi muda pada masa ini. Pemisalan buah strawberry dipakai sebagai penggambaran realita buah yang dianggap lunak dan gampang hancur atau rusak ketika dipijak atau ditekan. Strawberry merupakan buah yang kaya akan nutrisi, visualnya eksotis dengan warna yang menggoda, menggambarkan percaya diri yang baik tetapi mentalnya lemah. Mudah sakit hati, kecewa, moodswingmanja, gampang tersinggung, mental pecundang, tidak mau bekerja keras, ingin terima beres, dan lamban dalam bekerja sehingga setiap diperhadapkan dengan suatu persoalan akan langsung cepat down, frustasi, emosi, dan sebagainya.

sumber foto: Pimtar.id

Penelitian ini pertama kali diamati di Taiwan oleh Rhenald Kasali dan diterbitkan menjadi sebuah buku berjudul sama yaitu “Strawberry Generation”. Penelitian Rhenald Kasali dilakukan dalam hal menyoroti persoalan kaum muda yang selalu diperhadapkan dengan persoalan mental sebagai masalah utama ketika dihadapkan dengan suatu peristiwa. Muncul pula fenomena baru, ketika anak berbuat salah di sekolah dan kemudian ditegur oleh guru, si anak akan mengadu kepada orangtua. Bukannya mengajari anak apa yang sebaiknya dilakukan, orangtua cenderung menyalahkan guru yang memarahi anaknya dan membela anak mati-matian.

Generasi sekarang ini memiliki cara pandang yang sedikit berbeda, karena mereka merasa bebas untuk berbuat sesuatu dan berekspresi. Mereka generasi yang pintar, cerdas, dan kreatif tetapi dalam dirinya tidak setegar dan semenawan yang ditampilkan ke publik. 

Faktanya keadaan keluarga-keluarga di kelas menengah ke atas, menyebabkan anak sulit berkembang. Ini terjadi pada orangtua yang sibuk mencari uang dan memilih alternatif lain seperti menyewa baby sitter, tidak mempunyai waktu untuk diluangkan bersama anak, menyekolahkan anak di sekolah dini dengan fasilitas wah, dan serangkaian perbuatan lainnya. Anak tidak diajarkan kata “berjuang” karena sejak lahir semua serba dilayani dan dimudahkan. Anak mau gadget, tinggal  pilih seri apa yang diinginkan. Milih pasangan, harus berdasarkan kriteria dan keputusan orangtua. Pendidikan di sekolah atau kampus dipilihkan sesuai kemauan orangtua bukan kemampuan anak. Akibatnya di dunia kerja, mereka sulit untuk membuat keputusan, mereka cenderung terombang-ambing, dan takut salah.

Di sinilah dibutuhkan peran penting orangtua untuk mengubah generasi stroberi yang rapuh menjadi generasi tangguh. Biarkan anak berkreasi, berpikir kritis, mengeksplor hal baru, dan memutuskan sesuatu berdasarkan pertimbangannya. Anak harus dilatih bermental kuat untuk dapat bertahan di era revolusi saat ini.

Oleh karena itu, penting untuk strawberry generation dididik dengan baik, agar tidak hanya memiliki kekuatan dalam segi pengetahuan dan teknologi, melainkan juga mental dan psikis agar tidak mudah terombang-ambing.

 

Komentar